“Pupus”
Hari itu aku keterima di SMA favorit pilihanku. Seneng
saat itu ku rasakan, aku jadi tak sabar ingin rasanya aku ingin
menginjakan kakiku di kelas yang baru dengan suasana baru.
Senin 08 Juli 2011, hari pertama aku masuk sebagai siswa
berseragam putih abu-abu. Aku kira dikelas yang baru ini aku akan
mendapatkan sesuatu yang baru, tapi ternyata sama saja, menurutku lebih
enak jadi siswa smp kalau begini jadinya. Huh, hari-hariku jadi bosan
dan bosan. Tapi dengan hal tersebut aku jadi berpikir bahwa aku harus
menjadi seseorang yang menyenangkan agar bisa bergaul dengan
teman-teman baruku disini. Alhasil aku pun berhasil, aku sekarang udah
punya banyak teman , gak seperti dulu yang membuatku merasa bosan dengan
masa SMA.
Hari berganti hari aku semakin akrab dengn teman-teman
semua. Kecuali satu orang cowok namanya Tian. Mungkin di kontakku hanya
nama Tian yang tidak tercantum. Huh, lagian jadi cowok kok aneh banget,
kalau dibilang pendiem sih enggak, tapi aneh aja gitu. Senangnya
menyendiri.
###
“aduh, ulangan sosiologi bab berapa aja sih ya?’’ kataku sambil membolak balik buku
“oh ya, kok aku gak kepikiran sms si Ade sih” lalu aku
mengambil hp ku dan mengetik beberapa kata buat si ade. Tak lama
kemudian ringtone hp ku berbunyi dan tandanya ada sms masuk
”tanya Tian aja, dia yang tahu, kan dia yang disuruh nyebarin, ni tak kasih nomernya 08976718###”
Yah terpaksa aku harus tanya dia, hitung-hitung juga buat
nyimpen nomer dia dihapeku. Ternyata dia anaknya asyik juga yah,
sampai sampai kita smsn berlarur-larut. Padahal besok ulangan sosiologi
tapi malah smsn gak jelas sama Tian. Hahaha
Keesokan harinya , waktu ulangan kita berdua saling
mencontek. Soalnya kita berdua sama-sama gak belajar. Hahaha. Sejak saat
itu Tian yang awalnya aku kira cowok aneh sekarang semakin akrab
denganku. Dia itu caper banget sama aku seolah-olah ingin mencuri
perhatianku. Setiap aku ingin jalan selalu dia menghalangi dengan
tingkah-tingkah konyolnya. Gak penting banget pokoknya.
Aku merasa berbada dengan kelakuannya. Kelakuannya itu
kadang membuat aku sebel tapi kelakuannya itu juga ngangenin.
Lama-kelamaan timbul rasa yang berbeda ketika aku menatap matanya. Aku
juga merasa berbada ketika dia menatap mataku. Apa mungkin aku
menyimpan sasuatu sama dia?
###
“ciye, ihir jadian ya sama Tian, makan-makannya mana?” goda Ade kepadaku
“jadian? Ngaco kamu deh”
“alah via, kamu jangan bohong deh, sekelas juga udah pada dengaer gosip itu. Asyik ni ye tiap hari ketemu terus”
What? Gosip? Gawat ni ternyata kedekatan aku ama Tian
muncul gossip seperti itu. Tapi no problem aku malah seneng digosipin
pacaran sama Tian tapi kalau Tian entahlah.
###
Aku semakin yakin, bahwa rasa ini bukan rasa biasa. Aku
selalu menanggap kalau Tian juga suka sama aku. Mungkin benar, bahwa aku
benar-benar suka sama si Tian. Tian dan Tian yang ada di pikiranku.
“Ar, ari kayaknya Tian suka deh sama aku” aku curhat pada Ari
“emang kamu yakin, belum tentu lho, dia kan playboy” jawab Ari
“beneran kok, buktinya dia caper banget sama aku. Eh Ar,
jujur aku suka Tian walaupun Tian gak tahu bagaimana perasaanku padanya,
tapi aku selalu berpikir kalau aku bisa bersamanya”
“ aduh, ciye semangat banget kamu vi, iyadeh aku dukung kamu”
###
Hampir 1 tahun aku sekelas sama dia, dan sampai sekarang
dia gak tahu perasaanku yang sebenarnya ke dia. Bentar lagi kenaikan
kelas, otomatis kita berdua akan pisah kelas. Jadi aku berharap
kelakuan Tian yang nggemesin itu gak berubah.
Ternyata benar kita berdua pisah kelas, dia di 11a dan
aku di 11b. Tapi gakpapa selagi masih berdekatan. Aku kan bisa modus
ngeliat dia setiap saat, hehe. Dia sekelas sama Ari, yah kalau boleh
tukeran kelas sih, aku mau tukeran sama Ari.
Makin lama kelakuan capernya makin bnzertambah ke aku,
aku tentunya seneng dong. Kita berdua itu deket banget. Dia sering
nyamperin aku ke kelas, Ngirim sms ke aku, wall to wall di facebook,
sampai hal konyol di sekolahan. Pernah saat itu aku di isengin di
kelas, dia sengaja mendorongku ke tempat sampah sampai hamper terjatuh,
tapi tanganku dipegangin dia. Oh so sweet banget. Walaupun rasa ini
masih terpendam. Gak masalah deh, walaupun rasa ini masih terpendam dan
mungkin dia gak akan pernah tau selamanya, tapi aku masih sengeng
setiap ngeliat dia tersenyum.
###
“Tian diluar gak ya, biasanya dia sama Kevin dan bagus diluar, coba ah modus aja”
Ketika aku keluar kelas, ternyata benar dia diluar kelas.
Tapi yang aku lihat dia lagi bareng Ari, keliatan akrab banget. Entah
kenapa saat itu aku cemburu banget, ketika aku akan menjauhi mereka
terdengar suara memanggilku.
“Via, bentar. Kata Ari kamu suka sama aku. Kata dia kamu
sering cerita aku ke dia. Katanya kamu suka sama aku?” pertanyaan yang
seolah-olah sangat menusuk di dadaku.
Waktu itu aku tak bisa berkata apa-apa, aku serasa benci
dan benci banget sama Ari. Mengapa dia tega menceritakan semuanya pada
Tian. Ku kira dia sahabat, tapi sekarang dia berkhianat. Hah, ingin ku
refresh otak ini, dan lupakan semua tentang Tiaaaaann. Tapi sayangnya
itu sia-sia.
Sakit sakit dan sangat sakit, mengapa Tian harus tahu
dengan cara seperti ini. Akhirnya aku akan putuskan untuk mencoba
melupakan Tian.
“TIAAAN, AKU GAK PERNAH SUKA SAMA KAMU, ARI BOHONG, AKU
GAK PERNAH SUKAA” aku mencoba bilang sama Tian, walaupun sebenarnya
kata-kata itu beda jauh sama perasaanku. Aku terpaksa bohong sama dia,
dan itu sangat sakit kurasakan.
###
Sejak saat itu aku mencoba melupakan Tian, aku cuek
banget sama dia. Sampai akhirnya Tian punya pacar baru, dan aku mencoba
sabar. Mencoba menerima walau hati ini menangis. Mungkin kenangan dulu
hanya akan menjadi debu yang terbang ditiup angin. Tapi entah mengapa
saya sering memimpikannya.
Aku mencoba tersenyum dihati yang luka ini. Lebih parah
lagi, Ari sahabatku sekarang ingin membuat aku cemburu. Setiap aku buka
beranda atau timeline, selalu dia dan Tian wall to wall dan saling
mention bareng, apalagi mereka berdua seperti pacar yang sedang dimabuk
cinta. Tentunya hal itu membuat aku cemburu. Aku tahu si Ari hanya
pura-pura. Belum lagi Ari mengupload fotonya bersama Tian di facebook
sebagai foto profilnya, begitupun dengan Tian. sampai saat ini Tian
belum tahu perasaanku, dan mungkin akan tersimpan selamanya. Aku
menyesal dulu telah bilang bohong ke Tian. Sekarang sudah Pupus
harapanku. Cintaku ini hanya bertepuk sebelah tangan.
Tian aku sayang kamu, aku kangen kenangan kita dulu.
Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain
secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan
merelakannya”.
*****